
Kamu cantik, ucap padang ilalang pada bunga rumput yang berayun diasuh angin. Bunga rumput itupun tertunduk. Dikenangkannya padian, sayur mayur, dan lenguh kerbau yang bergegas pergi sebelum tiba pagi.
Kamu menawan, bisik padang ilalang sambil mengedipkan matanya. Bunga rumput itupun tersipu menatap kejauhan mencari pedoman kepastian. Dipandangnya padang ilalang yang tersenyum sendu memainkan rambutnya.
Kamu keajaiban, desah padang ilalang sambil menghujamkan binar matanya.
Bunga rumput itupun terisak. Kamu sombong, rungutnya.
Tapi, Aku benci harapan, Aku benci penantian, Aku benci . . . . . . . . .
Kamu pendengki !!!!!!!!!!!!!! Kamu benci semua hal. Tidak !!!!!!!!!!!!!!!!!! Jawab padang ilalang sambil menggegam jemari bunga rumput. Aku Cinta Padamu . . . . . . . .